Ranggong Daeng Romo (lahir
Kampung Bone-Bone, Polongbangkeng, Sulawesi Selatan, 1915 – wafat Markas Besar
Lapris, Langgese, 27 Februari 1947) adalah salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia dari Sulawesi Selatan. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch Inlandsch
School dan Taman Siswa di Makassar setelah setelah sebelumnya menimba ilmu
Agama di salah satu Pesantren di Cikoang. Ia bekerja sebagai pegawai sebuah
perusahaan pembelian padi milik Pemerintah Militer Jepang ketika menduduki
Sulawesi.
Pong Tiku (Toraja, 1846 – Rantepao, Tana Toraja, 10 Kuli 1907) adalah
seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan.
Pong Tiku sering juga dipanggil Nene Baso adalah Pahlawan Nasional yang
berjuang melawan Penjajahan Kolonialisme Belanda di Toraja.
Tentara Belanda pertama kali dating ke Toraja pada tahun 1906.
Sekalipun perlawanan Pong Tiku dan kawan-kawan sangat heroic, Belanda kemudian
melalui tipu muslihat yang berakhir dengan eksekusi Pong Tiku ditepi Sungai di
Sa’dan, Rantepao pada tahun 1907. Sekarang di atas tempat dihukum matinya Pong
Tiku (terletak di Jalan Benteng Batu Rantepao) dibangun sebuah tugu
peringatan/prasasti yang menceritakan perjuangan Pong Tiku berikut kutipan
prasasti itu :
PAHLAWAN PONG TIKU
1850 : Pong Tiku
lahir di Rindingallo
1906 Maret ;
Belanda menduduki Rantepao, Belanda mengirim ultimatum supaja Pong Tiku
menjerah, Pong Tiku membalas lebih baik mati daripada menyerah.
1906 April :
Pertempuran di Tondon Pangala’
1906 Djuni :
Pertempuran di Benteng Lali’ Londong
1906 Djuni :
Permintaan Belanda berunding di tolak
1906 Djuli :
Pertempuran di Benteng-Benteng Buntu Asu Ka’do dan Tondok
1906 Agustus :
Pertempuran di Benteng Rindingallo
1906 Oktober :
Gentjatan Sendjata
1906 November :
Belanda dengan siasat Litjiknja Melutjuti semua sendjata Pasukan Pong Tiku
1907 Djanuari :
Pong Tiku dengan pasukan menggabung dengan Pasukan Bombing di Alla
1907 Maret :
Benteng Alla jatuh, Pong Tiku kembali ke Pangala’
1907 Djuni 30 :
Pong Tiku ditangkap dan ditahan di Rantepao
1907 Djuli 10 : Pong Tiku ditembak mati di tempat di tepi
Sungai Sa’dan
Pajonga Daeng Ngalle (lahir di
Takalar, Sulawesi Selatan, 1901- meninggal dunia di Takalar, Sulawesi Selatan,
23 Februari 1958) adalah salah seorang Pahlawan Nasional dan juga seorang
Karaeng (Kepala Pemerintahan Distrik) Polongbangkeng pada tahun 1934.
Pada bulan Oktober 1945 bersama
dengan seluruh Bangsawan Sulawesi Selatan, ia mengikuti Konferensi Raja-Raja
Sulawesi Selatan di Yogyakarta. Konferensi memutuskan satu tekad untuk
mendukung Pemerintahan RI di Sulawesi sebagai satu-satu Pemerintah yang sah di
bawah Gubernur Sam Ratulangi. Pajonga Ngalle mengumuknan bahwa daerahnya
merupakan bagian dari wilayah Indonesia.
Opu Daeng Risadju (lahir di
Palopo, pada tahun 1880 – meninggal di Palopo, Sulawesi Selatan pada tanggal 10
Februari 1965) adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Kerajaan
Luwu.
Ia adalah Putri Keluarga
Bangsawan Muhammad Abdullah To Baresseng dan Opu Daeng Mawllu. Ia diberi gelar
Opu Daeng Risdju, sesuai dengan statusnya sebagai bangsawan Luwu.